Anak Kecil di Dalam Dada
Di dalam dada, aku kembali merasakan keberadaan yang tak asing lagi. Ku dekati ada suara samar-samar seperti anak kecil, ku melangkah semakin dekat dan dekat. Oh kukira bocah yang berada dalam rusuk keranjang mainan sudah tumbuh besar. Ternyata dia masih saja mungil dan tak seusil dulu. Dilihat-lihat dia sekarang menggerutu di pojok sudut tembok. Aku tak mendengar rengek, gumam, dan keluhan, tertawa pun nihil. Aku dekati lagi beberapa langkah, akhirnya dia menoleh masuk ke mata penasaranku. “Maafkan aku yang telah mencampakanmu.” Kudekap, kuelus rambut acaknya, “Mari kita bermain bersama lagi.”